Muhammad Nasir aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh ungkapkan Bireuen sedang mengalami darurat ekologi. Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Bireuen Lawyer Club (BLC) yang diselenggarakan oleh Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) di Aula Setda Kabupaten, Sabtu malam 14 September 2019.
"Banyak sekali persoalan lingkungan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah Bireuen, jika hal ini tidak segera dilakukan maka dalam 10 tahun kedepan Bireuen akan krisis air," ungkap lelaki yang kerap disapa Nasir Buloh.
Selain itu, Nasir juga mengatakan bahwa banyak galian C ilegal yang beroperasi di Kabupaten Bireuen. Hal ini sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih bagi masyarakat setempat.
"Dari lima kecamatan yang telah kami survey, ada 47 galian C ilegal yang beroperasi di Bireuen. Dari data Pemerintah Aceh hanya 36 usaha galian C di Bireuen yang memiliki izin," tambah Nasir.
Bertajuk tema Bireuen dari Masa ke Masa, narasumber lainnya Murni M. Nasir aktivis perempuan anti korupsi turut mengulas kondisi Bireuen yang sarat kasus korupsi. Hal ini perlu keseriusan dari Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera menyelesaikan kasus yang masih mangkrak.
"Bireuen saat ini dalam kondisi kritis, dari tracking media saya melihat ada 11 kasus korupsi yang terjadi di Bireuen. Ada yang sudah selesai dan ada yang masih dalam proses hukum," katanya Murni di acara BLC.
Murni berharap penegak hukum lebih serius dalam menangani kasus korupsi di Kabupaten Bireuen. Hukum jangan tebang pilih dan jangan sampai para pihak di kasus korupsi dijadikan sebagai "ATM" untuk meraup keuntungan pribadi atau instansi. (Admin kabarjw)
0 Komentar