KabarJW—Sejumlah
penyandang disabilitas di kabupaten Bireuen mengaku masih kurang diperhatikan
oleh pemerintah setempat. Hal itu disampaikan dalam Musyawarah Kerja (Muker) Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), yang dilaksanakan di Panti
Jompo Balai Kasih, Bireuen, Kamis (17/3/2022).
Ketua
PPDI Bireuen Husaini, pada kegiatan tersebut mengatakan kemungkinan besar
minimnya perhatian kepada penyandang disabilitas, bersebab dengan kekurangan yang mereka miliki, padahal itu tidak menjadi
penghalang.
Menurut
Husaini, anggota PPDI dilarang menjadi pengemis, yang berharap belas kasih
warga, dengan memanfaatkan kekurangan yang dimiliki.
“Tidak
boleh menjadi pengemis seperti yang lazim kita lihat di Simpang Empat Kota
Bireuen. Penyandang disabilitas tidak elok menjadikan kekurangan diri untuk
mengundang rasa kasihan dari warga yang melintas di jalan raya,” kata Husaini.
Pernyataan
Husaini, menimpali keluhan seorang penyandang disabilitas yang bernama Mansur.
Lelaki tersebut di dalam musyawarah itu mengeluh bila perhatian Pemerintah
Kabupaten Bireuen masih sangat minim untuk mereka.
Pada
kesempatan itu Husaini menyebutkan, penyandang disabilitas membutuhkan dukungan
berupa alat bantu seperti kaki palsu. Tujuannya agar dapat melaksanakan
aktivitas seperti nondisabilitas.
Selain
itu, Pemerintah Bireuen juga perlu melaksanakan penguatan kapasitas untuk
disabilitas. “Kami butuh pengayaan berupa pelatihan kerja untuk meningkatkan lifeskill.
Ini penting, agar penyandang disabilitas dapat hidup mandiri, berdikari di atas
kaki sendiri,” ujar Husaini.
Kegiatan
tersebut ditutup setelah panitia menghimpun sejumlah catatan tentang apa yang
menjadi aspirasi mereka, dan harapan yang dapat didukung oleh Pemerintah
Bireuen. [Yaziz, Fakron, Nurul]
0 Komentar