Bukhari Ali (51) tidak dapat lagi bekerja. Sejak 12 tahun lalu kedua bola matanya diserang rabun akut. Warga Pintoe Rimba, Kemukiman Blang Birah, Kecamatan Peudada, Bireuen, membutuhkan dukungan rumah layak huni.
Kondisi rumah yang ditempatinya saat ini cukup memprihatinkan. Hasil amatan Jurnalis warga, Jumat (18/6/2022) papan dan tiang sudah lapuk dimakan usia, jika melihat dari jauh hanya catnya saja yang masih bagus, tapi saat dilihat dari dekat, kondisi rumah Bukhari sudah rapuh. Papannya lapuk dan bisa diremas.
Bukhari
Ali menyampaikan sangat membutuhkan dukungan agar huniannya diperbaiki, bila
perlu diganti dengan yang lebih layak.
Karena penyakitnya, Bukhari tidak dapat lagi bekerja. Pihak yang menjadi tulang punggung ekonomi keluarga adalah Rahimi (46) istri tercinta pria rabun itu. Rahimi bekerja serabutan, sesuai dengan kebutuhan tenaga kasar dari kebun atau apa pun.
Ainon Mardiah (16) putri mereka telah putus sekolah sejak lama. Perempuan muda itu hanya mengaji di Meunasah Kulah Batee, Kota Juang, Bireuen. Ainon dapat mengaji ke sana berkat dukungan adiknya Bukhari yang bernama Aslamiah (45).
Bukhari bercerita, dia diserang rabun secara tiba-tiba pada tahun 2010. Puncaknya pada saat sedang berada di gudang kapas Gampong Blang Bati, Peudada tahun 2017. Matanya gelap gulita secara tiba-tiba. Dia panik. Tidak berapa lama kemudian, penglihatannya pulih, Ia pun bergegas pulang.
Sebelumnya, saat konflik mendera Aceh, dia juga pernah dianiaya oleh pelaku konflik.
Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen telah menjadi rumah kedua baginya. Sudah sangat banyak menumpuk fotocopy KK dan KTP-nya di situ, pengobatan alternatif lain juga dikunjunginya, bila dikalkulasikan, biaya yang dikeluarkan sudah puluhan juta rupiah, untuk isi minyak buat motornya, beli makanan dan belanja kebutuhan yang tidak di tanggung BPJS.
Kondisi
saat ini, mata sebelah kanan gelap total. Sebelah kiri masih dapat melihat
cahaya meski remang-remang, sehingga ia harus meraba-raba tiap kali bergerak. [Afrizal/ Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar