Bireuen—Nuriah (70) atau yang akrab disapa Wak Nu, warga Gampong Raya Tambo, Peusangan, Bireuen, membutuhkan kursi roda. Perempuan yang melajang hingga usia lansia, sejak dua tahun lalu menderita lumpuh.
Selain itu, saat ini Nuriah diasuh oleh adiknya yang bernama Hamidah (68) yang sering disapa Wak Dah. Sang adik juga sampai sekarang masih melajang. Mereka tinggal berdua dengan ekonomi alakadar.
Wak Dah berharap kakaknya ada yang memberikan bantuan kursi roda. Selama ini dia cukup kesulitan merawat sang kakak, karena faktor usia keduanya.
“Bila ada kursi roda, beliau bisa berpindah-pindah sendiri. Tidak perlu saya yang angkat. Saat mandi dan buang air juga lebih mudah,” ujar Hamidah, Minggu (25/9/2022).
Wak Nu tentu tidak pernah mengharapkan menjadi lumpuh. Sebelum mengalami disfungsi kaki, dia masih tetap rajin bekerja sebagai buruh tani di Gampong Raya. Meskipun menyadari dirinya sudah uzur, tapi tak mungkin menyandarkan hidupnya kepada sang adik yang juga hidup sebatangkara.
Namun, Wak Nu tidak dapat berbuat banyak. Dua tahun lalu dirinya lumpuh dan kehilangan penglihatan. Sekarang dunia menjadi gelap di dalam pandangannya.
“Saya sudah bosan di dalam rumah. Ingin rasanya menghirup udara segar di teras. Tapi itu tak mungkin. Karena Hamidah tak punya tenaga membawa saya ke teras,” kata Wak Nu, terbata.
Ihwal Wak Nu lumpuh, bermula saat tumbuh bisul di matanya. Karena menahan sakit waktu itu, dia terpeleset dan terjerembab. Pinggangnya sangat terasa sakit kala itu.
“Sejak itu mata dan pinggang saya tidak pernah kembali ke kondisi semula,” sebut Wak Nu.
Wak Nu dan Wak Dah berharap ada dermawan yang bersedia memberikan mereka bantuan satu unit kursi roda.
“Bila ada kursi roda, beban adik saya lebih ringan. Dia pun bisa menghemat tenaganya yang memang sudah uzur untuk kegiatan lain, di luar aktivitas mengurus saya,” hiba Wak Nur. [Chandra Rizki/ Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar