Bireuen--
Muhammad Haikal (20) warga Gampong Blang Tingkeum, Kecamatan Kota Juang, Bireuen,
membutuhkan kursi roda agar dapat beraktivitas lebih baik ketimbang saat ini.
Sejak kecil Haikal mengalami disabilitas.
Saat
ini Haikal membutuhkan kursi roda khusus, yang dapat menampung tubuhnya tanpa
harus membuat badan sang pria berkelenyot.
Harapan
itu disampaikan oleh miwa Haikal yang bernama Nuriah (60) dan kakak sepupu
Haikal, Ida Fitri (30). Mereka mengatakan saat ini sudah memiliki kursi roda
biasa. Tapi tidak bisa digunakan. Haikal membutuhkan kursi roda yang dudukannya
terbuat dari benda keras seperti bantalan kursi.
“Kalau
model kursi roda lipat, kami sudah punya. Tapi tidak bisa dipakai oleh Haikal,”
ujar Nuriah, Minggu (12/9/2022).
Haikal
telah piatu semenjak usia 5 tahun. Ibunya meninggal dunia setelah melahirkan
anak kedua yang diberinama Muhammad Hijrah. Saat ini Hijrah sudah duduk di
bangku kelas III MTsS Yayasan Darussaadah Cot Bada Baroh, Kecamatan Peusangan,
Bireuen.
Meskipun
masih memiliki ayah, Haikal dan Hijrah hanya dijenguk sesekali saja. Sang ayah
telah menikah lagi dan menetap di Kota Lhokseumawe.
Perihal
Haikal, pria tersebut tidak dapat memandirikan diri. Nuriah dan Ida Fitri harus
membantu segala aktivitasnya. Makan harus disuap, harus dimandikan, baju harus
dipakaikan, dll.
Sejak
kecil Haikal sakit-sakitan. Tubuhnya lemah. Sedikit saja salah saat digendong,
langsung terkilir. Selama ini dia langganan kusuk pada tukang urut.
Kemana-mana
harus digendong, dan bisa kumat pusing dan muntah-muntah kapan saja.
Adapun
bantuan yang pernah diterima sebanyak Rp600.000 tahun 2008-2009, pencairanya
melalui bank, ada juga sumbangan dari masyarakat, sanak saudara dan tetangganya
Rumah
yang mereka tempati saat ini sudah layak di bangun baru ataupun direhab, dari
dinding depan, samping dan bagian dapur sudah lapuk dimakan usia, sementara
bantuan yang pernah diterima dari BRA tahun 2010, hanya direhab saja karena
tidak punya biaya tambahan.
untuk
memenuhi kebutuhan air harus pompa dari sumur menggunakan mesin sejauh 50meter
karena posisi rumah di atas bukit, sementara untuk buang hajat tergantung
kondisi jika memungkinkan mereka memanfaatkan wc meunasah dan jika kebelet
harus menggali lubang. [Afrizal/ Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar