KabarJW- Fauzan
(42) warga Gampong Kapa, Kecamatan Peusangan, sudah puluhan tahun mengerang
kesakitan. Pasalnya, semenjak usia 12 tahun telah mengidap radang selaput otak.
Langkahnya
kini terhenti, dia telah lama lumpuh. Jika ingin berpindah, maka dia hanya
bergeser dari satu tempat ke tempat lain, di area rumahnya.
Dengan
pandangan kosong, sesekali menatap tim KabarJW.com yang menyambangi rumahnya.
Kamis (19/01/2023).
Rusna
(65), ibunda tercinta dengan mata berbinar, mulai mengulang kisah.
“pada
hari ayahnya meninggal, dia masih masih beraktivitas seperti orang biasa. Waktu
itu masih kelas 6 di MIN Peusangan,” ujarnya terbata.
Bahkan
pada saat sang ayah dibawa ke peistirahatan terakhir, Fauzan masih menyertai.
Namun
pada malam hari, tetiba Fauzan kejang-kejang. Pihak keluarga, langsung membawanya
ke rumah sakit.
Allah
berkehendak lain, ternyata dokter mendiagnosa jika Fauzan mengalami penyakit
yang sangat serius. Bicaranya pun tak selantang dulu. Fauzan sudah sering
berobat ke RSUD Fauziah Bireuen, bahkan ke RSUD Zaenal Abidin Banda Aceh.
Lagi-lagi,
terkendala faktor ekonomi dan Fauzan tidak ada dokumen kependudukan, yaitu
E-KTP. Bahkan selama proses pengobatan, semua biaya ditanggung sendiri, Fauzan
juga tidak memiliki Badan Penyelengga Jaminan Sosial (BPJS).
“kami
pergi sebulan sekali, biaya obatnya saja Rp700.000 per sekali pergi. Saya pun
tidak mengurus BPJS atau E-KTP, karena susah bagi saya dengan kondisi Fauzan
kini, untuk melakukan perekaman dan mengurus dokumen lain” ungkapnya.
Sebenarnya
Rusna juga mengaku, sumber keuangannya, berharap pada gaji pensiunan guru SD
sebesar Rp2.700.000,-/ bulan.
Dirinya
tidak lagi bisa bekerja, pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari saja cukup banyak.
Kini,
Fauzan, hanya dirawat dirumah. Rusna melanjutkan “kami terbentur biaya, jika
ada donatur yang mau membantu, kami sangat bersyukur. Kami tidak melihat banyak
atau sedikitnya, tapi hanya menunggu kemurahan hati untuk membantu meringankan
beban,” pintanya kemudian.
Selain
itu, Rusna juga berharap, ada donasi kursi roda, guna memudahkan aktivitas
Fauzan. Kondisi Rusna yang sudah tergolong lansia, tidak terlalu mampu, untuk menampu
Fauzan.
Saat
diwawancari secara terpisah, Efendi, M. SP, Keuchik Gampong Kapa, juga berharap
hal yang sama. Memohon kepada para Dinas terkait agar peduli dengan masyarakat
yang marjinal, khususnya disabilitas.
“kami
tidak tau harus membantu bagaimana lagi, karena di gampong tidak ada alokasi
dana khusus untuk difabel,” keluhnya.
[M.
Akmal/ Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar