KabarJW-
Zainabon (66) seorang janda yang sudah lanjut usia (lansia), sangat miris bertahan
hidup bersama anak tunggalnya Nurhayati (50 di Gampong Pante Peusangan, Kecamatan
Jangka, Kabupaten Bireuen. Senin (26/6/2023)
Ia
menjalani hidup hanya berharap dari uang sembako yang didapat oleh anaknya.
Zainabon merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) sejak lama, terkadang ia
sembuh dan terkadang kambuh.
Zainabon
mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) di gampong, namun anaknya (Nur) tak punya
pekerjaan sama sekali. Pemasukan untuk kebutuhan hidup hanya didapat ala kadar,
enam bulan sekali ia menjual buah kelapa yang tak seberapa hasilnya, terkadang
Nur mengumpulkan lidi yang dijadikan sapu dan kemudian dijual 1 kg dengan harga
Rp 3 ribu.
Nur,
anaknya Zainabon kepada KabarJW mengaku, tak sanggup lagi jadi buruh tani,
sehingga untuk membeli beras, dirinya harus mengutang sana sini. Ketika bantuan
diberikan, ia langsung menghabiskannya untuk membayar hutang yang dipinjam sama
tetangga.
"Punya
hutang adalah hal biasa bagi kami, karena kondisi ekonomi yang memang serba
kekurangan," ujar Nur.
Ia
juga menceritakan kondisi rumahnya, dengan kamar mandi yang belum siap pakai. Sehingga terpaksa mandi ketika malam hari saja, ia pun tak punya Mandi Cuci Kakus
(MCK). Karena dua hal tersebut sanggatlah penting bagi
kehidupan.
"Rumah
yang kami tempati memang berdinding beton, itu dikarenakan kami menjual ladang
satu-satunya milik keluarga, terpaksa kami lakukan karena keluarga sebelumnya
hanya tinggal di sebuah gubuk kecil, dan tak punya ladang lagi, sehingga harus
membeli beras setiap bulannya," sebut Nur.
Ia
juga mengaku, tak jarang keluarganya hanya sarapan nasi dan sayur saja, dengan
alasan untuk menghemat pengeluaran.
"Kami
berharap, semoga ada orang baik yang menjenguk dan peduli," harap anak
kandung Zainabon ini. [Ziaurrahmah]
0 Komentar