KabarJW- Sejumlah pemuda dan mahasiswa melakukan diskusi untuk konsolidasi gerakan masyarakat sipil, guna mencari solusi alternatif dalam melihat perkembangan kondisi Bireuen saat ini. Kegiatan yang didukung oleh LSM GeRAK Aceh dan perkumpulan BHACA ini, bertempat di halaman kantor Pemerintahan Kabupaten Bireuen. Minggu (13/8/2023).
Murni
M. Nasir sebagai inisiator awal, menegaskan bahwa gerakan pemuda dan mahasiswa
harus kembali kepada fitrahnya, yaitu menjadi aktor perubahan. Dimulai dengan
diskusi kontruktif, peka terhadap fenomena sosial yang ada, bahkan berani
berargumen dengan data agar nantinya tidak bias.
“banyak
pemuda dan mahasiswa Bireuen yang hebat, tapi beberapa diantaranya sibuk dengan
komunitas dan lembaga masing-masing. Sehingga melupakan persoalan utama yang
sedang kita hadapi bersama. Tapi diskusi tanpa aksi, hanya omong kosong belaka”
tegasnya.
Dia
berharap ini merupakan moment untuk menjaga silaturahmi, dan ke depan bisa saling
berkolaborasi.
“dibutuhkan
gerakan sipil yang kuat, ditengah badai masalah. Jika kita bersatu, maka bukan
suatu yang mustahil, kita bisa merebut kembali ruang-ruang yang sebelumnya
memiliki sekat karena kepentingan kekuasaan,” tegasnya kembali.
Diskusi
aktif tersebut menghasilkan rekomendasi, yaitu bersepakat untuk melakukan
kegiatan kolaborasi dengan mengusung tema “Pemilu Damai, Bersih, Adil dan
Inklusi Tahun 2024”.
Beberapa
event kegiatan, seperti fun walk
(jalan santai), pentas seni, pameran, bazar ekonomi kreatif, pembentukan
lembaga pantau Pemilu, dan beragam perlombaan konten kreatif berbasis digital.
Zulfata
(17), teman tuli Bireuen, sangat antusias untuk mengikuti event besar tersebut,
dirinya mengapresiasi gerakan yang dibuat dan melibatkan disabilitas. Dari proses
pembentukan awal, bahkan pelibatan secara keseluruhan.
“baru kali ini kami dilibatkan dari perencanaan, bahkan dijadikan sebagai panitia. Kami akan melakukan yang terbaik, sebagai alumni dari SLB YTC Kutablang, kami akan ambil stand untuk pameran karya disabilitas,” ungkapnya dengan semangat, yang dibantu terjemahkan oleh Mawardy, sebagai Juru Bahasa Isyarat (JBI).
Diskusi
kolaborasi ini mengundang banyak komunitas, lembaga dan kampus. Tapi yang
berhadir yaitu komunitas teman tuli, Karang Taruna, IAI Almuslim, SAK, Daweut
Apui, Generasi DemRes, HMI, dan PD PII.
Momentum tersebut juga dilakukan mengenang hari lahirnya Sang Proklamator dan Bapak Koperasi Indonesia, yaitu Muhammad Athar/ Drs. H. Mohammad Hatta (Bung Hatta), yang lahir pada 12 Agustus 1902.
[Halimatul Sakdiah]
0 Komentar