KabarJW-
Politik uang atau (money politic)
bukanlah hal baru dalam perpolitikan, apalagi menjelang Pemilu 2024 di
Indonesia. Banyak pihak yang terpengaruh untuk menerimanya, dengan
berdalih memamfaatkan “kesempatan”.
Namun
tidak begitu halnya dengan masyarakat dan aparatur Gampong Kuala Ceurape,
kecamatan Jangka. Mereka malah melakukan kesepakatan untuk serentak menolak
politik uang di gampong mereka.
Keuchik
Kuala Ceurape, Anwar kepada KabarJW.com
(18/01/2024) mengatakan, pemerintahan desa Kuala Ceurape dan masyarakat berkomitmen
untuk tegas menolak politik uang, dirinya juga menyebutkan ide tersebut timbul
dari salah satu warga yaitu Furqan.
Bahkan
dirinya mengaku, kesadaran dan inovasi tersebut muncul setelah GeRAK Aceh berkolaborasi
dengan Panwaslih Bireuen, KIP, Kejaksaan dan Polres saat melakukan pendidikan
politik dan kepemiluaan pada kegiatan “Warga Bicara Politik” di Gampong Kuala
Ceurape, dalam implementasi program Demokrasi Resiliensi (DemRes) di kabupaten Bireuen.
“bukan perkara mudah untuk menolak politik
uang, karena beberapa masih beranggapan bahwa hal tersebut adalah lumrah. Namun
kami terus berdiskusi dan mencari satu kesepakatan bersama. Politik uang bukan
sekedar masalah saat pemilihan, tapi berdampak kepada siapa yang akan memimpin
lima tahun ke depan.” Ujarnya.
Berdasarkan
kesepatakan bersama, mereka mengambil dana desa untuk mencetak dua baliho yang menyerukan
anti politik uang. Beberapa kalimat yang terlihat, bertulis dalam bahasa Aceh yaitu
“Lheuh
keunong penjara, tamah tamong Nuraka. Awak jok dan nyang teurimong politik
peng, ka dipreh le setan lam Nuraka” (red- setelah masuk penjara,
ditambah masuk Neraka. Orang yang memberi dan menerima politik uang, sedang
ditunggu oleh setan di Neraka).
Selain
itu juga ada baliho yang menyampaikan terkait enam bahaya politik uang,
bertujuan untuk memberi edukasi kepada pemilih.
Furqan,
warga setempat, turut bangga kepada aparatur gampong dan masyarakat, yang
sepakat untuk menolak politik uang. Karena menjelang Pemilu 2024, banyak
peserta politik yang mulai mengelabui masyarakat dengan melakukan beragam
kecurangan.
“bagi
saya tidak cukup dengan hanya diskusi, tapi dibutuhkan sebuah gerakan bersama. Awalnya
saya pikir apa yang saya usulkan, akan ditentang oleh banyak orang. Ternyata
aparatur gampong, khususnya Keuchik sangat mendukung hal tersebut”, ujarnya
haru kepada tim KabarJW.com.
Penulis
: Fakhrurrazi/ Jurnalis Warga Bireuen
0 Komentar