KabarJW– Nasib baik belum berpihak
kepada Yusliana (36), 19 tahun mengabdikan diri sebagai petugas kesehatan.
Namun tak kunjung menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), meski berbagai upaya
telah ditempuh dari tahun ke tahun.
Tapi
tidak pernah mematahkan semangat perempuan asal Gampong Dayah Mon Ara,
Kecamatan Peudada ini, dengan profesi yang digelutinya.
Ibu
dua anak tersebut pernah ditempatkan di Puskesmas Peusangan Selatan selama 15
tahun, Bahkan 10 tahun harus menempuh jarak dari rumahnya di Peudada ke tempat
kerja sejauh 14 kilometer.
“sering
habis bensin atau bocor ban motor di jalan, kalau tidak ada uang saya ngutang,
besoknya saya bayar”. Ungkapnya saat diwawancarai tim Jurnalis Warga. Jumat
(31/5/2024).
Dirinya
mengatakan, sering diejek karena bekerja tanpa dibayar dengan layak. Tapi
karena kecintaan dengan profesinya untuk membantu orang, membuatnya termotivasi
setiap hari.
“Banyak
yang ngeledek, ngapain honor lama dan jauh. Lebih besar pengeluaran daripada
pemasukan.” Ucapnya dengan mengulang perkataan orang selama ini.
Sejak
2019 sampai sekarang, Yusliana ditugaskan ke Puskesmas Peudada. Pada 2009
namanya sempat lulus tenaga honorer Kategori Satu (K1) di BKPSDM Bireuen,
bersama tiga temannya.
Tetiba
dapat kabar dibatalkan, alasan tidak ada formasi. Meski demikian dirinya tetap
mengikuti setiap proses seleksi P3K dari tahun ke tahun, meskipun belum juga
berbuah manis.
“Walaupun
tidak pernah lulus, nanti jika dibuka saya akan ikut lagi, selagi masih ada
kesempatan.” Ujarnya sambil tersenyum.
Dirinya
mengakui, jika semenjak ditugaskan, dia baru mendapatkan Surat Keputusan (SK)
sebagai tenaga pendukung kesehatan pada 2009, dan dibayar sebesar Rp150 Ribu
perbulan.
“Secara
materi saya tidak mendapatkan apapun, tapi saya memiliki kepuasan tersendiri
dengan profesi saya. Selain itu, saya juga selalu disemangati suami dan
keluarga untuk tetap bertahan di bidang yang saya sukai, karna sukses itu tidak
semudah diceritakan”. Ungkapnya.
Sampai
kini pun, mereka masih menumpang dirumah orang. Jika pemiliknya sudah pulang
harus pindah lagi, karena tidak ada uang untuk sewa.
Saat
tim Jurnalis Warga, menghubungi melalui whatshab Kepala Puskesmas Peudada, apt
Raihan Julisaputri, S.Si, memberikan keterangan, jika pengangkatan ASN, P3K
bukan kewenangannya.
“Iya
benar Yusliana sudah pernah ikut P3K pada 2023, tapi nilainya tidak mencapai
target. Semoga ke depan lulus”. Ucapnya.
Selain
itu, dr Irwan A. Gani, selaku Kepala Dinas Kesehatan Bireuen, mengungkapkan
bahwa akan memprioritaskan tenaga Kategori Dua (K2) pada 2024.
“Kami
tetap akan melakukan sesuai prosedur pusat, sedangkan mengenai mekanisme
sepenuhnya kewenangan BKPSDM”. Ujarnya.
Sedangkan,
Zaldi AP S.Sos, Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM) Bireuen, menyarankan, agar Yusliana mengikuti kembali P3K 2024, begitu
juga saat dibuka formasi CPNS secara umum sesuai jurusannya.
“Jika
sudah terdata K2 di Badan Kepegawaian Nasional, meskipun nilainya kurang dari
target, namun ada perlakuan khusus. Karena secara aturan lebih diutamakan yang
masa kerjanya lebih lama”. Ungkapnya.
[Afrizal/
Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar