KabarJW- Sejumlah 29
peserta antusias mengikuti kelas menganyam, yang dilaksanakan oleh Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Beujroh, bertempat di Ekoduwisata Paya Nie, Gampong
Blang Mee, Kecamatn Kutablang, Kabupaten Bireuen. Sabtu (18/5/24).
UMKM Beujroh merupakan salah satu UMKM
binaan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), bekerjasama dengan Aceh Wetland
Foundation (AWF) sebagai bagian dari program Corporate Social
Responsibility (CSR).
Jufri selaku AVP TJSL (Tanggung Jawab
Sosial Lingkungan) PT PIM, menjelaskan, kegiatan yang bertajuk "Merajut
Tradisi, Menganyam Inspirasi", merupakan salah satu cara untuk
memperkenalkan dan menjaga tradisi menganyam, dengan menggunakan bahan baku
utama yaitu Purun.
“Purun ini sejenis tanaman yang banyak
ditemukan di wilayah Paya Nie, dan memiliki potensi sebagai bahan baku produk
kerajinan tangan yang bernilai eknomis dan berkelanjutan,” Ungkap Jufri.
Pada awal tahun 2023, berdasarkan musyawarah stakeholder desa, Paya Nie dibentuk sebagai Ekoduwisata. Lokasi tersebut merupakan Kawasan hutan gambut, yang menjadi habitat burung air dan kaya keanekaragaman hayati. Sehingga dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk pengembangannya.
Salah satu inovasi yang dilakukan
yaitu, dengan melakukan kelas menganyam, bertujuan untuk memperkenalkan dan
memperkuat tradisi keterampilan menganyam purun, kepada generasi muda dan
pelaku UMKM lainnya.
Jufri menambahkan, jika gampong Paya
Nie berkomitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan budaya lokal,
dengan menggabungkan pendekatan pariwisata hijau.
Pada kesempatan tersebut, peserta
diajarkan mulai dari memperkenalkan bahan baku, Teknik menganyam, hingga bisa
menghasilkan produk.
Halimah, peserta kegiatan,
mengungkapkan jika sangat senang terlibat dalam program ini. Sebagai kaum
milenial perlu mengenali potensi daerah, dan pemamfaatannya. Meskipun bernilai
ekonomi, namun tetap harus menjaga keseimbangan alam, termasuk bagian dari
menjaga lingkungan.
“Saatnya kita melihat apa yang bisa dimamfaatkan disekitar, dan punya nilai jual untuk pengembangan ekonomi massyarakat,” Ujar Halimah, yang juga merupakan alumni Green Leader Indonesia (GLI) 2024.
Produk anyaman purun yang dihasilkan,
bisa berupa tas, topi, tempat penyimpanan atau wadah, tatakan gelas dan piring
dan lain sebagainya.
Para peserta terdiri dari perwakilan GLI, Duta Wisata Bireuen, Komunitas BireuenKut, pemuda gampong sekitar dan beberapa UMKM lainnya.
Penulis:
Nurulyana/ Jurnalis Warga Bireuen
0 Komentar