Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


12 Tahun Mengabdi, Pustakawan Disabilitas ini Masih Honorer

 


KabarJW– Marlinawati, tenaga honorer perpustakaan yang berdedikasi, telah memberikan kontribusi yang besar dalam dunia pendidikan. Beliau merupakan warga dari Gampong Buket Seulamat, Kecamatan Makmur, Bireuen.

Lahir pada 6 Juni 1984 di Buket Seulamat, Marlinawati menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Ekonomi sebelum memulai kariernya di bidang pendidikan.

Sejak 2012, Marlinawati bekerja sebagai tenaga perpustakaan di UPTD SDN 5 Makmur. Selama lebih dari 12 tahun sebagai tenaga honorer dengan gaji Rp300 ribu perbulan.Sekarang, gaji yang diterima 2 bulan sekali. 

Disisi lain, ia telah menjadi sosok penting yang membantu anak-anak disekolah tersebut untuk mengembangkan kebiasaan membaca dan meningkatkan literasi.

Fakhrurrazi, Kepala Sekolah UPTD SDN 5 Makmur, menyampaikan jika perannya sebagai honorer di sekolah tersebut tidak hanya terbatas pada tugas-tugas perpustakaan, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan yang mendukung proses belajar mengajar sampai membawa siswanya diajang kompetisi literasi, dan mencetak prestasi juara 2 di tingkat kabupaten, bahkan pernah sampai ke tingkat nasional.

"Marlinawati adalah teladan bagi kita semua, dedikasinya dalam mendukung pendidikan anak-anak sangat luar biasa," Katanya.

Marlinawati, selalu memastikan bahwa perpustakaan sekolah memiliki koleksi buku yang relevan dan menarik bagi siswa.

Marlinawati adalah seorang guru disabilitas daksa yang tidak pernah menyerah pada keterbatasan fisiknya. Setiap hari, ia berjalan kaki ke sekolah, menunjukkan keteguhan dan semangat yang luar biasa.

"Saya ingin anak-anak melihat bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkontribusi dan meraih mimpi," ujarnya.

Di bawah bimbingan honorer disabilitas tersebut, perpustakaan sekolah telah berkembang menjadi pusat belajar yang aktif. Upayanya telah membantu meningkatkan minat baca siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Namun, di balik dedikasinya, sebagai tulang punggung keluarga dan memiliki dua anak, juga memiliki harapan yang mendalam.

Sebagai tenaga honorer yang telah mengabdi sejak 2012, ia merasa kecewa karena tidak adanya kuota bagi guru honorer untuk katagori disabilitas di Kabupaten Bireuen dalam mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

"Saya berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada kami, tenaga honorer disabilitas yang telah bekerja bertahun-tahun dengan gaji yang tidak seberapa. Kesempatan untuk mengikuti seleksi P3K sangat penting bagi kami agar mendapatkan status yang lebih jelas dan kesejahteraan yang lebih baik," ungkap Marlinawati dengan penuh harap.

Dedikasi dan kerja keras Marlinawati selama lebih dari 12 tahun telah menjadikannya sosok inspiratif. Meskipun bekerja sebagai honorer, kontribusinya terhadap pendidikan tidak ternilai harganya. Banyak pihak berharap agar tenaga pendidik seperti Marlinawati mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pemerintah dan masyarakat.

Dengan semangat yang tak pernah padam, beliau terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya, membuktikan bahwa satu orang bisa membuat perbedaan besar dalam kehidupan banyak anak walaupun katagori keterbatasan fisik.


[M. Arif/ Jurnalis Warga Bireuen]

Posting Komentar

0 Komentar