KabarJW – Di Dusun Alue Lhoek,
Gampong Uteun Bunta, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Khadijah Yusuf,
seorang wanita berusia 65 tahun, menghadapi kehidupan yang penuh perjuangan.
Setiap hari, Khadijah harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak
hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk dua cucu yang tinggal bersamanya.
Rumah Khadijah, yang terdiri dari satu ruangan
multifungsi, menjadi tempat tidur, dapur, dan ruang tamu sekaligus. Kamar mandi
yang ada hanya berupa ruangan seadanya, tanpa dinding dan toilet. Atap rumah
yang bocor membuat setiap musim hujan menjadi cobaan berat. “Selama hujan, kami
harus menampung air dengan ember karena atap rumah bocor. Seluruh ruangan
menjadi basah, dan saya tidak bisa tidur,” ujar Khadijah dengan tatapan sedih.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti beras, Khadijah harus bekerja keras. “Saya mencabut singkong dan membersihkan lidi. Dari situ, saya mendapat sedikit uang. Biasanya, saya jual singkong, satu kilo seharga 4 ribu rupiah. Penghasilan saya sangat tidak menentu, tetapi saya usahakan untuk membeli beras setiap minggu,” katanya dengan bibir yang tersenyum penuh kesabaran.
Khadijah berharap ada bantuan rumah layak huni dari
pemerintah. “Saya berharap ada bantuan untuk perbaikan rumah, supaya saat hujan
saya tidak lagi basah,” ujarnya penuh harapan.
Anwar, Keuchik Gampong Uteun Bunta, mengungkapkan
keprihatinan terhadap kondisi Khadijah. “Ibu Khadijah sangat layak mendapatkan
bantuan rumah layak huni. Kami dari perangkat gampong sudah berupaya, namun
luas wilayah yang besar menyulitkan kami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
seperti perbaikan rumah yang tidak layak huni,” kata Anwar.
Perjuangan Khadijah Yusuf mencerminkan ketabahan
dan harapan di tengah keterbatasan. Semoga kisah ini menjadi panggilan untuk
perhatian lebih dari berbagai pihak, guna membantu meningkatkan kualitas hidup
Khadijah dan keluarganya.
0 Komentar