Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


Masyarakat Pintoe Rimba: Sudah Sepuluh Kali Survei, Kapan Jembatan Permanen Dibangun?

 


M. Yusuf, seorang warga Pintoe Rimba, Mukim Blang Birah, Kecamatan Peudada, Bireuen, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi jembatan darurat yang telah dibiarkan selama delapan tahun tanpa tindakan nyata.

 "Masyarakat pelintas jalan Pintoe Rimba-Alue Kuta dari berbagai gampong terus menunggu, kapan dilaksanakan pembangunan jembatan permanen. Sudah sepuluh kali dilakukan survei oleh dinas terkait, hingga tiga orang camat telah berganti," ujarnya dengan nada frustrasi.

Kondisi jembatan yang semakin memburuk mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, yang telah meninjau lokasi namun belum ada tindak lanjut.

"Padahal sebelumnya hanya berupa gorong-gorong kecil, kini telah melebar akibat erosi. Akibatnya, sebuah truk pengangkut pasir milik Jafaruddin terperosok dan harus dibantu tarik secara gotong royong," tambah Yusuf saat berbincang dengan media KabarJW pada 2 Oktober 2024.

Insiden serupa juga pernah menimpa Azhari, mantan Keuchik Pintoe Rimba, pada tahun 2022 mengalami kecelakaan bersama keluarganya, yang terjatuh ke dalam selokan dan harus dirawat di rumah sakit selama seminggu.

Bahkan, saat musim hujan 2023, mobil pengangkut sawit terpaksa membangun jalan alternatif secara swadaya untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Zulkifli, Keuchik Pintoe Rimba, berharap Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bireuen segera menangani masalah ini agar tidak ada lagi korban jiwa.

"Terutama saat warga pulang malam hari dari kebun. Jika tidak ada pelintas, lalu siapa yang akan membantu jika terjadi musibah?" tanyanya.

Di sisi lain, Hazrialsyah S.T., Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda Dinas PUPR Bireuen, menjelaskan bahwa saat ini tidak ada anggaran.

"Selama ini, tidak ada tim yang melakukan survei karena lokasi tersebut berada di bawah kewenangan desa. Pembangunan bisa dibiayai melalui Dana Desa (DD) atau anggaran pokir dewan," katanya.

Afwadi BA, Kepala Pelaksana BPBD Bireuen, menambahkan bahwa anggaran terbatas membuat mereka hanya bisa melakukan peninjauan. Ia menyarankan agar Keuchik menginisiasi pertemuan dengan para pemilik kebun untuk mengumpulkan biaya pembangunan secara patungan.

"Kalau bisa, untuk sementara dilakukan pemasangan box culvert delapan unit, yang menghabiskan biaya 2 juta per unitnya, dengan cara digandeng supaya tahan saat dilintasi kendaraan bermuatan berat," ungkapnya.

Sementara itu, Bob Mizwar, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bireuen, merekomendasikan agar media menghubungi PUPR untuk penjelasan lebih lanjut mengenai kendala pembangunannya.

"Ingat, intansi ini hanya menampung usulan berdasarkan Musrenbang kecamatan," jelasnya.

Di sisi lain, Suriya Yunus, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Bireuen, menyarankan kepada Keuchik Pintoe Rimba untuk langsung menyurati Penjabat Bupati Bireuen melalui Camat Peudada mengenai kondisi di lapangan. Erry Seprinaldi, Camat Peudada, menyatakan siap menindaklanjutinya dan telah berkordinasi dengan Keuchik untuk segera menyiapkan surat tersebut.

Dengan harapan pembangunan jembatan permanen segera terlaksana, masyarakat Pintoe Rimba terus menanti perhatian yang lebih dari pihak terkait demi keselamatan dan kenyamanan mereka.

 

[Afrizal/ Jurnalis Warga]


Posting Komentar

0 Komentar