KabarJW - Khairiah (36), seorang ibu rumah tangga dari Gampong Paya Barat, Kecamatan Peudada, mengeluhkan kesulitan mendapatkan tabung gas LPG tiga kilogram. Pada Senin, 28 Oktober 2024, ia terpaksa mencari gas hingga ke Cot Bada, Kecamatan Jeumpa. Meskipun harganya melonjak menjadi Rp 27.000, ketersediaan barang tetap tidak terjamin.
"Saya kewalahan mencari gas sambil menggendong anak. Beberapa hari lalu, saya terpaksa memasak dengan kayu bakar, yang juga sulit ditemukan karena sudah lama beralih ke tabung gas," keluh Khairiah.
Di rumah, ia mengasuh balita Nuraqila yang baru berusia 13 bulan, sementara anaknya yang lain, Muhammad Irfan (16), sedang mondok di Dayah Darul Aman Al-Ziziyah di Kecamatan Peudada.
"Dia belum bisa memasak, jadi saya harus mengantarkan nasi untuknya setiap pagi dan sore," tambahnya.
Situasi serupa juga dialami oleh Juliani (37) dari Cot Tarom Baroh, Kecamatan Jeumpa. Ia harus mengunjungi lima pangkalan gas sebelum akhirnya menemukan tabung gas di warung kelontong di Kecamatan Kota Juang dengan harga Rp 28.000.
"Pencarian ini sangat melelahkan," ujarnya.
Tgk Mahdi, pengelola pangkalan gas LPJ Dayah Darussa’dah Cot Tarom Baroh, menjelaskan bahwa kuota gas yang diberikan selama 2024 hanya 50 unit per minggu dikali 4 jadi total 200 unit perbulan, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dayah.
"Beberapa minggu lalu, masyarakat mengikuti truk pengantar gas hingga ke pangkalan, dan semua tabung langsung laku dibeli seharga Rp 22.000," katanya.
Ia menambahkan bahwa meskipun distribusi gas aman dari Januari hingga September, kelangkaan sering terjadi pada bulan Oktober hingga Desember.
"Kami kewalahan menjelaskan kepada konsumen tentang kuota yang terbatas," jelas Tgk Mahdi.
Reza Fitria, S.Si., MSc, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Koperasi Bireuen, mengatakan bahwa pihaknya memantau harga gas setiap hari dan telah mengunjungi pihak distributor langsung.
"Harga tinggi disebabkan oleh permintaan yang meningkat, terutama saat bulan Maulid, laundry, dan mesin pompa air," ujarnya. Dia juga menekankan bahwa kuota gas belum bertambah karena ada batasan dari Biro Ekonomi Gubernur Aceh.
Menyikapi masalah ini, pihak Dinas Perdagangan hanya bisa merekomendasikan pemenuhan kebutuhan warga dan menyarankan konsumen untuk melaporkan keluhan melalui call center Pertamina di 135.
"Di Pos Pengaduan tersebut, Pertamina siap membantu pelanggan selama 24
jam," tutupnya.
[Afrizal/ Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar