Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget


GeRAK Aceh Fasilitasi Diskusi Rancang Kertas Kebijakan untuk Bupati Terpilih di Bireuen

 


KabarJW – Masyarakat Bireuen menyuarakan sejumlah rekomendasi untuk pembangunan daerah dalam kegiatan bertajuk "Diskusi dengan CSO dan Media Input Gagasan Rekomendasi kepada Bupati Bireuen Terpilih"

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 30 Januari 2025 di Central Premium Caffee, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, aktivis, pegiat seni, mahasiswa, inong balee, tokoh agama, pemuda, perempuan, dan penyandang disabilitas. 

Murni M. Nasir, selaku Program Officer Demokrasi Resiliensi (DemRes), dari GeRAK Aceh, yang membuka acara tersebut, mengungkapkan bahwa diskusi ini bertujuan untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat untuk disusun dalam bentuk kertas kebijakan yang akan diserahkan kepada Bupati Bireuen terpilih setelah pelantikan.

"Tujuan kegiatan ini adalah agar masyarakat yang selama ini mungkin belum memiliki ruang untuk menyuarakan aspirasinya, dapat berpartisipasi langsung dalam proses pembangunan daerah," ujarnya.

Beberapa rekomendasi yang disampaikan dalam diskusi ini antara lain, Anwar Ebtadi dari Universitas Islam Aceh mengusulkan agar pemerintah melakukan pendataan dan inventarisasi yang lebih tepat sasaran, serta mengembangkan desa wisata untuk membuka lapangan kerja baru.

"Desa wisata bisa meningkatkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya," kata Anwar.

Ayuraddin, seorang aktivis lingkungan hidup, menekankan pentingnya pembatasan pembukaan lahan perkebunan di kawasan hutan adat untuk menjaga kelestarian alam.

"Harus ada batas yang jelas antara hutan dan Perkebunan, guna menghindari kerusakan lingkungan," ujarnya.

Sedangkan, Faisal dari Karang Taruna menyarankan agar pemerintah mengoptimalkan beasiswa untuk santri dan melakukan pendataan terhadap Balai Pengajian agar merata distribusi bantuannya.

Sementara itu, Masdiana, seorang pendamping desa, menekankan pentingnya pemanfaatan Bumdes sebagai pendorong ekonomi desa.

Rekomendasi lainnya datang dari Zahara dari Perhimpunan Peduli Perempuan dan Anak (Himperna), yang menginginkan pendataan sektor ekonomi, kesehatan, dan pendidikan yang lebih terstruktur.

“Data yang valid akan sangat membantu dalam merancang program prioritas yang tepat sasaran,” kata Zahara.

Selain itu, Yulidar dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) juga menekankan pentingnya keterlibatan penyandang disabilitas dalam perencanaan Pembangunan.

"Kami berharap setiap pembangunan baik penganggarana, maupun kebijakan bisa mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas," ujarnya.

Diskusi ini juga menyentuh isu-isu sosial, hukum, kesenian dan ekonomi lainnya, termasuk perlindungan terhadap korban kekerasan, pengawasan distribusi subsidi untuk nelayan, dan perlindungan terhadap hasil pertanian lokal.

Kegiatan ini berakhir dengan kesepakatan untuk merumuskan rekomendasi dalam bentuk kertas kebijakan, yang akan diserahkan kepada Bupati Bireuen terpilih, sebagai upaya mengoptimalkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di daerah tersebut.

 

[Halmatulsakdiah/ Jurnalis Warga Bireuen]

 


Posting Komentar

0 Komentar