KabarJW
– Klinik Geutanyoe mengadakan sosialisasi tentang “Stop Bullying” di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) Khairul Ummah, Bireuen, pada Rabu, 5 Februari 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi siswa mengenai pentingnya menghindari
tindakan merendahkan, mengganggu, atau menyakiti orang lain, baik secara fisik
maupun emosional.
“Kegiatan
ini kami laksanakan untuk menanamkan pemahaman sejak dini kepada anak-anak agar
mereka bisa hidup dalam lingkungan yang lebih baik,” ujar dr. Nurmasyitah,
salah satu tenaga medis yang hadir dalam acara tersebut.
Sosialisasi
tersebut membahas berbagai jenis bullying, termasuk bullying verbal, fisik, dan
cyber bullying.
“Bullying
verbal dilakukan dengan kata-kata seperti hinaan atau ejekan, sementara
bullying fisik mencakup kekerasan fisik, seperti pemukulan atau perusakan
barang. Selain itu, cyber bullying terjadi di dunia maya melalui media sosial
atau pesan teks,” tambahnya.
Dampak
dari bullying, menurut para narasumber, bisa sangat merusak. “Bullying dapat
menyebabkan luka emosional yang mendalam, cedera fisik, dan bahkan merusak
kesehatan mental korban,” tegasnya, menekankan pentingnya pengenalan bahaya
bullying sejak dini.
Selain
mengenalkan jenis-jenis bullying, para peserta juga diberikan edukasi mengenai
cara mencegah dan mengatasi dampak buruknya. Kegiatan ini melibatkan siswa,
guru, dan orang tua untuk memperluas pemahaman tentang bahaya bullying.
“Kami
berharap inisiatif ini akan meningkatkan kesadaran semua pihak, karena bullying
terus meningkat setiap tahunnya,” ujar dr. Syarifah Maisyura, narasumber
lainnya.
Lebih
lanjut, para penyelenggara berharap siswa dapat tumbuh dalam lingkungan yang
aman.
“Kedepannya,
kami ingin para siswa dapat berkembang dalam lingkungan yang aman, mendukung
perkembangan mereka, dan lebih peduli terhadap sesama,” tambahnya kemudian.
Untuk
meningkatkan keterlibatan peserta, kegiatan ditutup dengan permainan role
play. Melalui role play, para peserta berperan sebagai karakter
tertentu dalam situasi yang melatih keterampilan sosial dan empati, agar mereka
lebih aktif dan tidak bosan selama proses pembelajaran.
Sosialisasi
ini diharapkan dapat memperluas kesadaran tentang pentingnya menciptakan
lingkungan yang bebas dari bullying.
“Kami
berharap dengan kegiatan ini, anak-anak dapat tumbuh dengan rasa aman dan bisa
saling menghargai,” tutup dr. Nurmasyitah.
[Afrizal/
Jurnalis Warga Bireuen]
0 Komentar