KabarJW – Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST menegaskan komitmennya untuk berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Peudada.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi dialami masyarakat setempat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam sektor pertanian.
Saat penyampaian sambutan di acara Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK) tingkat Kecamatan Peudada, Peulimbang, dan Jeunieb, Kamis, 13 Maret 2025, di Gedung Serbaguna Kecamatan Peulimbang, menyampaikan rasa pedulinya terhadap masalah irigasi yang menghambat produksi pertanian di wilayah tersebut.
"Saya tetap bertanggung jawab sebagai bupati karena saya sayang warga peudada. lokasi sawah, tapi saat ditanami padi gagal, tanam palawija pun tidak bisa," ujarnya.
Dia juga menyinggung soal dampak dari jebolnya tanggul sungai akibat banjir terjadi pada Sabtu malam, 27 Januari 2024. sehingga mengakibatkan sekitar seribu hektare sawah tidak lagi teraliri air irigasi.
Menurutnya, dana penanganan untuk perbaikannya berasal dari Pemerintah Aceh dan telah memberikan manfaat dengan mengalirkan kembali air ke sawah, namun perbaikan saat ini membutuhkan biaya puluhan milyar.
"Ketika itu saya pernah mengatakan kondisi bendungan hagu kritis, walaupun tanggul diperbaiki, nanti akan hancur, tidak lama kemudian terjadi. akibatnya, suplai air ke sawah putus total hingga saat ini," ungkapnya.
Mengingat pentingnya irigasi bagi keberlanjutan pertanian, dirinya berharap agar pihak berwenang segera menuntaskan pembangunan bendungan irigasi Aneuk Gajah Rheut di Gampong Lawang, Kecamatan Peudada. karena telah dimulai sejak 2007 namun hingga kini belum selesai.
"Salah satu solusinya agar dapat mengairi sawah di Peudada adalah dengan fokus pada kegiatan rehabilitasi bendungan Aneuk Gajah Rheut sesegera mungkin dan membangun jaringannya," terangnya lebih lanjut.
Selain itu disampaikan juga informasi terkait anggaran tersedia pada tahun 2025, mencapai Rp 35 miliar. Namun, tidak hanya diperuntukkan bagi irigasi di Peudada, karena ada beberapa bendungan lain mengalami masalah serupa.
"Tahun 2025 kabarnya ada anggaran Rp 35 miliar, tapi bukan untuk irigasi Peudada saja, disebabkan masih ada bendungan lain bermasalah," jelas Bupati.
Akan tetapi saat menutup pembicaraannya sempat dijelaskan bahwa kondisi Kabupaten Bireuen saat ini sedang menghadapi tantangan besar. pemangkasan anggaran dilakukan oleh pemerintah pusat di seluruh daerah Indonesia
Turut berdampak pada Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), sebelumnya diusulkan sebesar Rp 54 miliar, kini dipangkas menjadi nol.
"Anggaran
perjalanan dinas dipangkas 50 persen, bahkan Alat Kerja Kantor (ATK) hanya
tersisa 10 persen, mengingat zaman digital, sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan secara online," tambahnya
[Afrizal/ Jurnalis Warga]
0 Komentar